Transformasi Borobudur Jadi Destinasi Kultural Spiritual oleh InJourney

Pendahuluan

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney berkomitmen memperkuat transformasi Candi Borobudur sebagai destinasi pariwisata kultural-spiritual yang inklusif. Hal ini terwujud melalui perayaan Waisak 2569 BE/2025 dan berbagai inisiatif strategis yang menonjolkan nilai spiritual, budaya, serta inklusivitas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Analisis Transformasi Borobudur

Transformasi Borobudur yang dilakukan InJourney tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah pengunjung dan keuntungan ekonomi, tetapi juga pada kualitas pengalaman wisata, pelestarian warisan budaya dunia, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Borobudur dikelola sebagai ekosistem pariwisata yang memuliakan nilai spiritual, toleransi, dan keberagaman.

Langkah-langkah konkret yang diterapkan termasuk penataan kawasan yang hijau dan ramah pengunjung, penerapan sistem kuota pengunjung untuk menjaga kelestarian, jalur khusus untuk naik ke struktur candi yang menjaga keamanan dan kenyamanan, serta relokasi pedagang dengan pembangunan Museum dan Kampung Seni Borobudur. Inisiatif ini diharapkan memberikan dampak ekonomi langsung melalui pelibatan UMKM, komunitas seni budaya, dan masyarakat sekitar.

Dalam usaha menjaga inklusivitas, InJourney menciptakan lingkungan yang ramah bagi penyandang difabilitas, lansia, serta bhikkhu dan umat Buddha dengan mobilitas terbatas. Pendekatan ini menggambarkan Borobudur sebagai rumah spiritual global dan model pengembangan destinasi berkelanjutan di Indonesia.

Data Pendukung dan Kebijakan Terkait

Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menegaskan koordinasi intensif dengan pemangku kepentingan untuk memastikan pengelolaan Borobudur sejalan dengan prinsip pelestarian cagar budaya. Fokusnya adalah menjaga nilai-nilai spiritual dan kultural tanpa merusak nilai universal luar biasa (outstanding universal value) yang dimiliki Borobudur sebagai mahakarya arsitektur Buddhis dan seni monumental.

Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam pemajuan kebudayaan nasional dan pelestarian cagar budaya berbasis pembangunan berkelanjutan, sebagaimana diatur dalam UU Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengapresiasi komitmen ini sebagai cara tidak hanya menjaga warisan masa lalu, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat kini dan masa depan. Kolaborasi berbagai pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan ekosistem budaya yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Transformasi Borobudur menjadi destinasi kultural-spiritual oleh InJourney adalah upaya menyeluruh yang melibatkan pelestarian budaya, pengelolaan ramah lingkungan, inklusivitas, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Pendekatan ini dapat menjadi model bagi pengembangan destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia.

Rekomendasi bagi pelaku pariwisata dan pemerintah adalah terus memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan, menerapkan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan destinasi, dan mengedepankan inklusivitas agar setiap pengunjung merasakan pengalaman yang bermakna dan nyaman tanpa mengabaikan pelestarian nilai-nilai budaya dan spiritual.

Implementasi langkah ini diharapkan menjadikan Borobudur tidak hanya ikon wisata nasional, tetapi juga simbol harmoni spiritual dan budaya bagi generasi sekarang dan mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *