Polisi Tertibkan Ratusan Bendera Ormas di Jakarta Pusat: Operasi Brantas Jaya 2025

Pendahuluan

Operasi penertiban atribut organisasi masyarakat (ormas) baru-baru ini dilaksanakan oleh kepolisian di wilayah Jakarta Pusat sebagai bagian dari Operasi Brantas Jaya 2025. Dalam operasi yang dilakukan serentak pada delapan wilayah polsek jajaran ini, polisi menertibkan sebanyak 109 bendera dan 2 spanduk ormas yang dipasang di ruang-ruang publik tanpa izin resmi. Upaya ini merupakan bagian dari langkah menjaga ketertiban dan keamanan umum di ibu kota.

Analisis Penertiban dan Dampak Sosial

Pemilihan penertiban atribut ormas ini didasari oleh kebutuhan untuk mencegah dominasi simbol kelompok tertentu di ruang publik yang dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan konflik antarwarga. Kepolisian Jakarta Pusat menegaskan bahwa tindakan ini merupakan upaya menegakkan aturan agar tidak ada kelompok yang menguasai ruang publik secara sepihak. Wilayah Kecamatan Sawah Besar tercatat sebagai area dengan atribut ormas terbanyak yang diturunkan, mencapai 32 bendera.

Selain itu, operasi juga mengungkap kasus pemalakan yang dilakukan oleh oknum di kawasan Thamrin City, Tanah Abang, dimana dua tersangka ditangkap karena memaksa sopir mobil membayar uang parkir liar dengan ancaman. Aksi premanisme ini mendapat perhatian serius dari aparat keamanan yang menegaskan tidak memberi ruang bagi tindakan intimidasi dan pemerasan di ruang publik.

Dampak Sosial dan Penertiban Ruang Publik

Tindakan tegas terhadap atribut ormas ini berpotensi menepis kesan bahwa wilayah publik dikuasai atau didominasi oleh kelompok tertentu yang bertentangan dengan ketertiban dan ketentraman masyarakat. Upaya menurunkan atribut yang tidak sesuai aturan serta penindakan terhadap premanisme akan menimbulkan efek jera dan menciptakan suasana ruang publik yang lebih aman dan nyaman.

Data Pendukung dan Pelaksanaan Operasi

Operasi anti premanisme dan penertiban atribut ini melibatkan sebanyak 999 personel gabungan yang terdiri dari pasukan Polri, TNI AD, AL, AU, dan personel Pemda DKI Jakarta. Operasi dilaksanakan selama 15 hari, yaitu dari tanggal 9 hingga 23 Mei 2025, dengan mengedepankan langkah-langkah preemtif, preventif, dan dukungan intelijen yang akurat.

Kapolda Metro Jaya, Karyoto, juga menuturkan bahwa kegiatan ini diperkuat dengan intelijen guna menindak segala bentuk gangguan keamanan khususnya yang berkaitan dengan premanisme yang kerap meresahkan masyarakat kota. Pangdam Jaya, Mayjen TNI Rafael Granada Baay, menegaskan keseriusan dukungan TNI untuk membantu Polri dalam operasi ini dengan instruksi langsung kepada para komandan di lapangan untuk melakukan “bersih-bersih” premanisme di wilayah Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya.

Kutipan Pakar dan Otoritas

Kombes Susatyo Purnomo Condro, Kapolres Metro Jakarta Pusat, menyampaikan bahwa penurunan atribut ormas adalah “bagian dari penegakan aturan untuk menjaga ketertiban umum” dan menegaskan bahwa “tidak boleh ada simbol kelompok yang menguasai ruang publik seenaknya.” Selain itu, operasi juga menangkap pelaku pemalakan yang dikenakan Pasal 368 KUHP tentang Pemerasan dengan ancaman hukuman penjara hingga 9 tahun.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Operasi Brantas Jaya 2025 yang menertibkan atribut ormas dan menindak premanisme di Jakarta Pusat merupakan langkah strategis dalam menjaga ketertiban dan keamanan ruang publik di ibu kota. Penertiban simbol kelompok yang berlebihan di ruang publik menyiratkan perlunya regulasi dan pengawasan yang lebih ketat terhadap pemasangan atribut organisasi di tempat umum.

Rekomendasi ke depan adalah perlu adanya kerjasama yang erat antara aparat penegak hukum, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk menciptakan ruang publik yang aman, tertib, dan bebas dari dominasi kelompok maupun aksi premanisme. Sosialisasi dan edukasi terhadap aturan pemasangan atribut serta penegakan hukum yang konsisten dapat menjadi solusi jangka panjang.

Dukungan personel yang besar dan keterlibatan berbagai unsur dalam operasi ini menandai komitmen serius aparat keamanan dalam memberantas gangguan ketertiban masyarakat, terutama yang berkaitan dengan premanisme di Jakarta. Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan lingkungan yang lebih kondusif dan damai untuk aktivitas sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *