Pendahuluan
Pemerintah Indonesia melalui BPKH Limited telah mendatangkan sebanyak 475 ton bumbu instan dari Tanah Air untuk keperluan konsumsi jemaah haji Indonesia pada tahun ini. Langkah ini mendapat sambutan positif dari para koki katering yang bertugas menyiapkan makanan bagi jemaah haji RI di Arab Saudi.
Salah satu dapur katering yang menyediakan konsumsi bagi jemaah haji adalah dapur Raghaeb, yang saat ini mampu memproduksi 500 porsi makanan setiap harinya. Setelah semua jemaah haji Indonesia tiba di Arab Saudi, produksi ini direncanakan meningkat hingga 5.000 porsi setiap hari.
Analisis
Ketersediaan bumbu instan dalam bentuk pasta yang didatangkan langsung dari Indonesia memberikan kemudahan signifikan bagi para koki. M Toha (42), salah satu koki yang sudah 15 tahun menangani katering jemaah haji di Saudi, menyatakan bahwa dengan bumbu instan, proses memasak menjadi jauh lebih cepat dan efisien. Sebelumnya, mereka membutuhkan persiapan hingga 5 jam, sedangkan kini hanya membutuhkan sekitar 3 jam.
Selain mempercepat proses produksi, bumbu instan ini juga mempertahankan cita rasa otentik Nusantara yang menjadi salah satu keinginan utama jemaah haji untuk menikmati menu yang familiar selama ibadah. Hal ini tentu saja mendukung kenyamanan jemaah haji dari sisi konsumsi, yang merupakan aspek penting dalam menjaga stamina dan kesehatan selama menjalankan ibadah haji.
Data Pendukung
Beberapa jenis bumbu yang didatangkan antara lain adalah bumbu nasi goreng kampung dalam bentuk pasta, sambal, kemiri, dan berbagai bumbu lainnya yang semuanya berasal dari Indonesia. Bumbu-bumbu ini dikemas secara higienis dalam bentuk bungkusan plastik agar mudah digunakan dan terjaga kualitasnya saat pengiriman ke Arab Saudi.
Proses pengemasan makanan untuk konsumsi jemaah juga dilakukan dengan ketat dan profesional. Makanan yang telah matang langsung dimasukkan ke dalam box saat masih hangat, kemudian dikemas rapi dan dimasukkan ke hot box agar tetap hangat sampai diserahkan ke jemaah. Selain itu, setiap box makanan diberikan keterangan waktu konsumsi agar jemaah dapat memakan makanan tersebut sesuai jadwal yang tepat agar makanan tidak basi dan tetap aman dikonsumsi.
Pihak dapur juga wajib mengirimkan dua sampel makanan setiap harinya ke kantor Daerah Kerja Makkah serta kantor Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk pengecekan kualitas dari segi jumlah porsi, rasa, serta kondisi makanan. Hasil pengecekan menentukan apakah makanan tersebut layak disajikan kepada jemaah haji atau tidak.
Agung Ilham, Konsultan Tenaga Ahli Konsumsi PPIH Arab Saudi, menegaskan pentingnya pengawasan kualitas ini agar kenyamanan dan kesehatan jemaah haji dapat terjaga melalui konsumsi yang tepat dan aman.
Kesimpulan
Upaya pemerintah Indonesia melalui BPKH Limited dalam mendatangkan bumbu instan Nusantara untuk pelayanan katering jemaah haji merupakan langkah strategis yang memberikan nilai tambah berupa peningkatan efisiensi produksi dan memastikan cita rasa makanan yang khas dan familiar bagi jemaah. Inovasi ini membantu mengatasi tantangan logistik dan operasional di Arab Saudi sekaligus menjaga standar kualitas konsumsi jemaah haji demi kesehatan dan kenyamanan mereka.
Ke depannya, pendekatan ini bisa menjadi contoh bagi penyedia katering haji lainnya untuk mengadopsi solusi serupa, yang tidak hanya mempercepat proses memasak tetapi juga menjaga keaslian rasa yang menjadi identitas kuliner Indonesia. Penjaminan kualitas melalui pengawasan ketat juga sangat vital untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan jemaah selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.