Pendahuluan
Saluran irigasi sepanjang 1 kilometer di Kampung Sumur Bor, Desa Sampang, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, kini menjadi sorotan publik karena dipenuhi oleh sampah limbah rumah tangga. Kondisi ini menyebabkan saluran air tersumbat, menimbulkan bau tidak sedap, serta mengganggu aktivitas warga sekitar.
Warga setempat, Jumiah (44), mengungkapkan bahwa tumpukan sampah itu sudah berlangsung selama satu bulan terakhir. Sampah yang sebagian besar merupakan kiriman dari luar daerah ini menumpuk akibat akses pintu irigasi yang tertutup di Kampung Sujung, sehingga air tidak dapat mengalir dengan baik.
Analisis Permasalahan Sampah di Irigasi
Permasalahan irigasi yang tersumbat sampah bukanlah fenomena baru, namun kasus ini menggambarkan kegagalan pengelolaan limbah dan kesadaran masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius. Akses pintu irigasi yang tertutup mencegah aliran air lancar, sehingga sampah yang terbawa air tidak terbuang dan menumpuk.
Dampak sosial dari kondisi tersebut dirasakan luas, tidak hanya berupa gangguan lingkungan dan bau, tetapi juga mengancam produktivitas pertanian karena para petani tidak mendapatkan pasokan air yang memadai untuk sawah mereka. Hal ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan lokal dan ekonomi masyarakat.
Kondisi ini juga mendorong inisiatif warga secara mandiri seperti pembakaran sampah styrofoam, meskipun tindakan tersebut memiliki risiko kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Faktor Penyebab Utama
- Kurangnya pengawasan dan partisipasi aktif petugas kebersihan di lapangan.
- Pengelolaan akses irigasi yang tidak optimal, khususnya pintu irigasi di Kampung Sujung.
- Berkurangnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
- Kurangnya fasilitas pengelolaan sampah di area sekitar irigasi.
Data Pendukung dan Program Pemerintah
Bupati Serang, Ratu Rachmatu Zakiyah, telah menginisiasi program “Grebeg Sampah” sebagai salah satu langkah untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Serang. Program ini dimulai di Kecamatan Cikande, yang juga menjadi pilot project desa peduli sampah.
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong partisipasi aktif dalam pengelolaan sampah. Selain itu, program ini berfokus pada pengentasan persoalan sampah serta penataan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Menurut data daerah, permasalahan sampah di pedesaan seperti di Kampung Sumur Bor kerap menjadi tantangan karena belum optimalnya fasilitas pengelolaan sampah dan kurangnya edukasi masyarakat terkait dampak lingkungan sampah.
Berbagai studi menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang efektif memerlukan keterlibatan pemerintah, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Kasus irigasi sepanjang 1 km di Serang yang dipenuhi sampah menunjukkan perlunya penanganan terpadu dalam pengelolaan sampah dan perbaikan sistem irigasi. Berikut beberapa rekomendasi yang dapat menjadi langkah ke depan:
- Penguatan pengawasan dan pembersihan rutin oleh petugas kebersihan di saluran irigasi untuk mencegah penumpukan sampah.
- Peningkatan kesadaran masyarakat melalui edukasi lingkungan agar membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air.
- Perbaikan infrastruktur irigasi, khususnya akses pintu irigasi agar aliran air tidak terhambat dan membawa sampah keluar dari saluran.
- Pelaksanaan program lingkungan seperti “Grebeg Sampah” dan pengembangan desa peduli sampah secara berkelanjutan.
- Mendorong partisipasi aktif komunitas dan pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebagai solusi jangka panjang untuk menjaga kebersihan dan lingkungan sehat.
Penanganan masalah ini tidak hanya akan memperbaiki kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat tetapi juga memperkuat ketahanan pangan serta kualitas hidup warga Kabupaten Serang secara keseluruhan.