29 Siswa Bermasalah di Jabar Jalani Pendidikan Karakter Semi Militer di Barak TNI

Pendahuluan

Pada tanggal 5 Mei 2025, sebanyak 29 siswa dari wilayah Purwakarta, Karawang, dan Subang dikirim ke Rindam III Siliwangi di Bandung untuk mengikuti program pendidikan karakter berbasis semi militer. Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif untuk menangani siswa yang memiliki berbagai masalah perilaku sehingga memerlukan perhatian khusus.

Analisis

Pendidikan karakter semi militer ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan pembinaan yang lebih disiplin bagi siswa yang menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma umum. Fenomena siswa yang kecanduan rokok dan minuman keras serta keterlibatan dalam berbagai masalah sosial menjadi alasan utama pengirimannya ke barak militer. Model pendidikan ini mengkombinasikan pendekatan militer yang tegas dengan program karakter untuk membentuk mental dan sikap positif siswa.

Dari sudut pandang sosial, pengiriman siswa ke barak militer ini bukan sekadar bentuk hukuman, tetapi lebih sebagai solusi alternatif untuk mencegah dampak negatif lebih lanjut yang mungkin terjadi apabila siswa dibiarkan tanpa pembinaan intensif. Hal ini juga bisa menjadi upaya untuk mengurangi angka kenakalan remaja dan menciptakan generasi muda yang lebih bertanggung jawab dan berdisiplin.

Data Pendukung

Jumlah 29 siswa yang dikirim berasal dari tiga kabupaten di Jawa Barat yang masing-masing memiliki tingkat permasalahan sosial yang berbeda-beda. Model pendidikan semi militer ini sudah diterapkan di beberapa daerah lain dengan hasil yang beragam, namun secara umum menunjukkan peningkatan kedisiplinan dan karakter siswa yang mengikuti program.

Menurut pakar pendidikan karakter, Dr. Arifin S., pendidikan dengan pendekatan militer dapat efektif jika dilaksanakan dengan metode yang manusiawi dan didukung oleh pembinaan psikologis yang memadai. Penting pula melibatkan keluarga dan lingkungan sekitar siswa untuk memastikan hasil pendidikan yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Pendidikan karakter semi militer bagi siswa bermasalah dapat menjadi alternatif efektif dalam penanganan kenakalan remaja dan pembentukan karakter positif. Namun demikian, program ini harus dijalankan dengan prinsip humanis dan dukungan dari berbagai pihak seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat agar dampak jangka panjangnya maksimal.

Rekomendasi ke depan adalah peningkatan sarana dan prasarana pembinaan, pelatihan khusus bagi pendidik yang menangani siswa bermasalah, serta evaluasi berkala untuk menilai efektivitas program. Selain itu, perlu adanya program pendampingan setelah siswa keluar dari barak agar mereka mampu beradaptasi dan mempertahankan perubahan perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari.

Mau ikut chat asyik πŸŒƒπŸ’¬ bisa merapat ke sini πŸ‘‰ temanchat.com 😍πŸ”₯✨ Yuk seru-seruan bareng! πŸš€πŸ’žπŸ•ΊπŸ’ƒ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *